Vonis Bersalah Trump Picu Manuver Taktik Kampanye Capres AS



Mantan Presiden AS Donald Trump membahas kemungkinan dirinya dijatuhi hukuman penjara bulan depan setelah dinyatakan bersalah memalsukan catatan bisnis. Vonis 'bersalah' kini digunakan tim kampanye Trump dan Biden untuk memicu semangat pendukung masing-masing.

Menurut para analis, tetap tidak mudah memengaruhi pemilih yang belum menentukan pilihan.

Donald Trump mungkin mantan presiden AS pertama yang dinyatakan bersalah dalam kasus pidana. Tetapi, popularitas Trump dalam kampanye tidak berkurang, ujar seorang pengacaranya, Will Scharf.

Dalam wawancara Minggu untuk acara TV ABC This Week, Scharf mengatakan, “Kampanye Trump jelas mencatat rekor penggalangan dana politik, termasuk dana dari puluhan ribu donor baru dalam waktu 24 jam setelah putusan tersebut. Menurut saya, masyarakat AS melihat putusan tersebut tidak semestinya demikian. Dan kami tentu berharap bahwa melalui banding, kami dapat membatalkan putusan itu.”

Dalam persidangan, jaksa berpendapat Trump telah memalsukan catatan bisnis untuk secara ilegal memengaruhi hasil pemilu 2016 yang dimenangkannya.

Vonis bersalah tidak akan membantu Trump secara politik, terutama bagi pemilih kulit hitam AS, kata Wes Moore. Gubernur Maryland tersebut berbicara dalam acara TV ABC This Week.

“Yang akan diterima masyarakat sepenuhnya adalah presiden, seperti Presiden Biden sekarang, yang benar-benar berfokus pada masa depan kita,” kata Moore.

Dalam wawancara eksklusif yang disiarkan Minggu dalam acara TV Fox and Friends, Trump mengungkapkan kemungkinan ia dijatuhi hukuman penjara atau tahanan rumah pada 11 Juli.

“Saya tidak tahu apakah publik akan menerima. Saya tidak yakin publik akan menerimanya. Menurut saya, akan sulit bagi publik untuk menerima. Pada satu saat, itu adalah titik puncaknya.”

Tim kampanye Biden memposting klip wawancara di “X,” dengan teks berbunyi “terpidana penjahat Trump memperkirakan akan ada kekerasan jika dia dikenakan tahanan rumah.”

Meskipun Presiden Joe Biden diperkirakan akan berpegang pada pesannya bahwa tidak ada seorang pun yang kebal hukum, tim kampanyenya dapat semakin banyak memanfaatkan putusan bersalah Trump untuk menyerang karakter calon presiden dari Partai Republik tersebut, kata ilmuwan politik di University of Chicago Susan Stokes.

Diwawancarai melalui Skype, ia mengatakan, “Kecenderungan Trump untuk menggunakan uang, kekuasaan dan pengaruh untuk menghindari tanggung jawab, sudah pasti itu akan menjadi fokus Demokrat," kata Stokes.

Selain memenuhi keinginan basis pendukungnya, Stokes menyarankan agar tim kampanye Trump mengubah strategi untuk merebut dukungan pemilih lain.

“Mungkin para perempuan di pinggiran kota yang masih ragu-ragu siapa yang harus mereka pilih pada pemilu November 2024, mereka perlu dibekali dengan sebuah alasan yang bisa membuat mereka mengabaikan putusan bersalah ini.”

Kedua calon presiden diperkirakan akan terus membujuk pemilih yang belum menentukan pilihan pada bulan ini, menjelang debat pertama presiden yang dijadwalkan pada 27 Juni.


voa, zid
Next Post Previous Post