Sains Mengungkap Bagaimana Jantung Mempengaruhi Pikiran Kita


Bahwa yang biasa kita sebut Jantung adalah Hati alias Heart. Sedangkan yang terbiasa kita sebut Hati adalah Liver. 


Jantung alias Heart alias Hati ternyata memegang peran yang amat penting bagi baik buruknya keputusan manusia yang otomatis pada baik buruknya manusia itu sendiri.

Dari sekian peneliti psychophysiological untuk hubungan otak dan jantung, di antaranya adalah John dan Beatrice Lacey. Melalui 20 tahun penelitian, mereka temukan bahwa jantung berkomunikasi dengan otak dalam cara-cara yang secara signifikan mempengaruhi bagaimana cara kita memandang dan bereaksi.


Kedua peneliti itu juga menemukan betapa jantung sepertinya punya logikanya sendiri yang memiliki alur berbeda (dan mandiri) dari arahan sistem syaraf autonomic. Jantung tampak selalu mengirimkan pesan sarat-makna kepada otak yang selain dipahami oleh otak juga dipatuhi.

Maka menariknya, pesan dari jantung tersebut akan berpengaruh pada pilihan perilaku seseorang. Pada 1991, Dr. J. Andrew Armour memperkenalkan konsep “otak jantung”. Hasil kerjanya menyatakan bahwa jantung memiliki sistem syaraf kompleks yang sedemikian rumitnya hingga bisa dikatakan bahwa dia memiliki “otak kecil”nya sendiri.

Jantung memiliki sistem sirkuit yang menjadikannya mampu bertindak independen terhadap otak – untuk secara mandiri belajar, mengingat, dan bahkan mengindera.

Sistem saraf jantung terdiri lebih dari 40.000 neuron yang disebut sensory neurites.

Komunikasi antara jantung dan otak dilakukan melalui jalur afferent. Melaluinya, sinyal sakit (pain) dan sensasi rasa lain masuk ke otak, tepatnya yang disebut medulla.

Lebih dari itu, ada juga sinyal yang terus masuk lebih dalam ke wilayah otak sedemikian rupa berpengaruh pada persepsi, pengambilan keputusan dan proses kognitif yang lain.

Institute of Heartmath menemukan bahwa manakala pola ritme otak bersifat baik dan koheren, informasi syaraf yang dikirimkan ke otak akan memfasilitasi cortical function. Efek darinya adalah: kejelasan pikiran yang meningkat, kemampuan pengambilan keputusan yang lebih baik, dan meningkatnya daya kreatif.

Sebagai tambahan, input yang koheren dan positif dari jantung cenderung akan membentuk cara pandang dan rasa yang baik. 

 
Bahwa janin di dalam kandungan, jantungnya terbentuk lebih dulu dari otak, dan dengan jantung itulah kita berpikir sejak tahapan paling awal.
 
 
Siti Rahmah
Referensi:
1- Pearsall P, Schwartz GE, Russek LG, Changes in heart transplant recipients that parallel the personalities of their donors, School of Nursing, University of Hawaii, www.springerlink.com, 2000. 2- Paul Pearsall, The Heart's Code: Tapping the Wisdom and Power of Our Heart Energy, New York, Broadway Books, 1998. 3- Linda Marks, THE POWER OF THE HEART, www.healingheartpower.com, 2003. 
Next Post Previous Post