Segala yang Ada di Dunia Bermula dari Ruang Kosong Berisi Energi Bergetar

Kita sudah mengetahui bahwa alam fisik termasuk jasad kita tersusun dari atom-atom, dan 99 persen unsur atom adalah ruang kosong berisi energi.


Setiap atom tersusun dari sebuah inti dan sejumlah elektron yang bergerak mengikuti kulit orbital pada jarak yang sangat jauh dari inti. Di dalam inti atom terdapat partikel lain yang disebut proton dan netron dengan jumlah sesuai dengan sifat-sifat atom tersebut. Susunan dan rangkaian atom terjadi berkat adanya gaya nuklir kuat, yaitu gaya dasar di alam semesta yang paling kuat. Menjaga kuark (materi lebih kecil dari inti atom) agar tetap terikat di dalam proton dan neutron, dan juga agar proton dan neutron tetap berada di dalam inti atom.

Kesimpulan para ahli Fisika Kuantum antara lain: Segala yang ada di dunia ini berasal dari ruang hampa yang berupa energi bergetar yang tak nampak. Segala yang kita lihat bukanlah seperti yang terlihat.

Seluruh dunia fisik di mana kita berada termasuk diri kita sendiri adalah terdiri dari bukan apa-apa kecuali energi yang bergetar. Fenomena ini menciptakan sebuah illusi yang membuat persepsi yang seolah-olah alam fisik itu merupakan kenyataan, padahal sebenarnya bukan.

Para ilmuwan menemukan bahwa realitas obyektif (kenyataan) sesungguhnya tidak lebih hanyalah ilusi. Alam semesta ini hanyalah vibrasi energi.

"Apa yang kita sebut kenyataan sebenarnya hanyalah ilusi, meskipun (berlangsung terus menerus) sangat gigih," kata Albert Einstein.

Mekanika kuantum, termasuk teori medan kuantum, adalah cabang dasar fisika yang menggantikan mekanika klasik pada tataran sistem atom dan subatom. Sistem yang mengikuti mekanika kuantum ini dapat berada dalam superposisi kuantum pada keadaan yang berbeda, tidak seperti pada fisika klasik.

Ilmu ini memberikan kerangka matematika untuk berbagai cabang fisika dan kimia, termasuk fisika atom, fisika molekular, kimia komputasi, kimia kuantum, fisika partikel, dan fisika nuklir. Mekanika kuantum adalah bagian dari teori medan kuantum dan fisika kuantum umumnya, yang, bersama relativitas umum, merupakan salah satu pilar fisika modern.

Dasar dari mekanika kuantum adalah bahwa energi itu tidak kontinyu, tetapi diskrit—berupa 'paket' atau 'kuanta'. Konsep ini cukup revolusioner, karena bertentangan dengan fisika klasik yang berasumsi bahwa energi itu berkesinambungan.

Teori ini dirumuskan dalam berbagai rumus matematika yang dikembangkan. Salah satunya, sebuah fungsi matematika yaitu fungsi gelombang, memberikan informasi mengenai amplitudo probabilitas dari posisi, momentum, dan properti fisik lainnya dari sebuah partikel.

Aplikasi penting yang dihasilkan dari dari teori kuantum diantaranya adalah magnet superkonduktor, diode pancaran cahaya (LED), laser, transistor dan semikonduktor seperti prosesor mikro, pencitraan penelitian dan medis seperti magnetic resonance imaging dan mikroskop elektron.

Pada kecepatan cahaya, masa lalu, masa kini, dan masa depan semua bisa ada secara bersamaan.

Dalam satu alam semesta, apa yang dinamakan jasad bisa mati. Namun di dimensi yang lain kesadarannya tetap hidup, kemudian bermigrasi ke alam semesta ini melakoni garis nasibnya yang lain.

Ketika seorang manusia mencapai tingkatan spiritual kesadaran kuantum maka dalam diri manusia tersebut berlaku hukum fisika kuantum. Kesadaran kuantum adalah teori kesadaran yang mendasari keterhubungan manusia dan segala sesuatu, didasarkan pada fakta bahwa medan kuantum dapat menjangkau segala sesuatu bahkan yang terjauh dan multi dimensi.

Dalam hukum fisika kuantum tidak ada lagi jarak dan waktu. Ilmuwan telah membuktikan dalam “teori kuantum superposisi”, bahwa suatu benda bisa berada di dua dimensi yang berbeda pada waktu yang sama.

Dengan kesadaran kuantum, manusia bergerak menuju suatu tingkatan kesadaran yang semakin tinggi dan pada akhirnya berada dalam posisi selaras dengan sumber kehidupan.



zidsains, rumaheditor