Danau Seluas Dua Kali Jawa Tengah yang Telah Berubah Menjadi Gurun


Dulunya ombak setinggi tujuh meter sering bergemuruh di danau dua kali Jawa Tengah yang membentang antara Kazakhstan dan Uzbekistan ini, namun di era Uni Soviet meranggas dan menjelma menjadi gurun pasir.



Matinya Danau Raksasa

Hingga beberapa dekade silam Laut Aral masih tercatat sebagai danau terbesar ke empat di dunia. Namun sejak 1960-an kawasan itu meranggas dan perlahan berubah menjadi gurun. Kematian danau yang luasnya mencapai dua kali lipat wilayah Jawa Tengah itu dianggap sebagai salah satu bencana lingkungan paling parah dalam sejarah manusia.

Kejahatan Lingkungan Era Soviet

Kisahnya berbeda pada beberapa dekade silam. Saat itu laju penyusutan Laut Aral mencapai level tertinggi. Danau raksasa itu hancur oleh program perekonomian Uni Soviet yang sejak 1940an mengalihkan air dari dua sungai yang menopang Laut Aral untuk keperluan industri kapas dan irigasi pertanian. Akibatnya sejak 1960an permukaan Laut Aral menyusut tiga meter setiap tahun.

Tapi belakangan air kembali menggenang dan membawa serta kehidupan


Bangkit dari Kubur

Situasinya mulai berubah sejak runtuhnya Uni Soviet. Dengan bantuan Bank Dunia, pemerintah Kazakhstan membangun bendungan Kokaral untuk memisahkan kawasan selatan yang meranggas dengan utara yang masih diairi sungai Syr Darya. Dalam dua tahun permukaan air meningkat sebanyak empat meter dan Kokaral dianggap sebagai salah satu keajaiban dunia.

Kembalinya air dan ikan ke Laut Aral turut memicu kebangkitan industri perikanan lokal. Populasi ikan mengalami lonjakan pesat terutama sejak kadar garam pada air mulai jauh berkurang. Situasi tersebut juga meringankan beban perekonomian. 


Namun begitu Laut Aral belum sepenuhnya pulih. Industri perikanan lokal yang muncul masih tergolong kecil dibandingkan beberapa dekade silam. "Aral belum jadi laut sungguhan," kata Sagnai Zhurimbetov, seorang nelayan lokal. "Laut yang lama punya ombak setinggi hingga tujuh meter," tuturnya.


Celakanya kebangkitan Laut Aral dikhawatirkan hanya bakal menjadi fenomena sesaat. Pasalnya sistem irigasi yang dibangun Uni Sovyet di dua sungai, Syr Darya dan Amu Darya, berfungsi sedemikian efektif sehingga sampai saat ini pun masih menghambat pemulihan air danau. Terlebih pemerintah Uzbekistan kini berniat melakukan eksplorasi minyak bumi di sejumlah kawasan bekas dasar danau.


dw, zid