Temuan Sains: Cara Tanaman Saling Berkomunikasi


Ahli botani James Wong memaparkan bahwa tanaman bukan hanya sekadar mahluk pasif yang berakar di satu tempat - mereka mampu melakukan berbagai hal yang sebelumnya dianggap hanya dapat dilakukan binatang atau bahkan hanya oleh manusia.


Menurut penelitian yang dilakukan ilmuwan dunia, tanaman dapat merasakan apa yang terjadi di sekitarnya - dan tidak hanya itu.

Kini, ada bukti bahwa tanaman melakukan komunikasi rumit di antara mereka, mempelajari hal baru, mengambil keputusan dan bahkan mengingat informasi.


Akibatnya, sebagian ahli botani memandang sejumlah tanaman sebagai mahluk cerdas.

Inilah yang diketahui generasi baru ahli botani:



1. Tanaman berkomunikasi lewat bau




Tanaman dapat berkomunikasi lewat produksi bau yang dinamakan senyawa organik volatile lewat udara.

Bau ini diterima bagian lain tanaman yang sama - atau tanaman tetangganya - yang kemudian bereaksi, misalnya mengubah pertahanan untuk melindungi diri mereka agar tidak dimakan serangga.

Bisa dikatakan bahwa saat selembar daun dimakan ulat: tanaman mengeluarkan bau peringatan, yang ditangkap daun terdekat dan beraksi dengan mengeluarkan senyawa lain untuk mengusir serangga ... atau menarik pemangsa seperti burung atau lebah untuk memakan ulat.

2. Semak sagebrush memiliki dialek kedaerahan



Profesor Rick Karban, dari University of California, Davis, meneliti sagebrush - semak wangi kayu yang tumbuh di keadaan kering dan setengah-kering.

Karban menemukan semak sagebrush lebih efektif berkomunikasi dengan tanaman tetangga dibandingkan dengan yang tumbuh berjarak lebih 200 km darinya.

Alasannya? Tanaman yang jauh menggunakan dialek regional yang berbeda untuk berkomunikasi.

Pada eksperimen yang sangat terkontrol, mereka menemukan semak sagebrush tidak bereaksi terhadap isyarat sepupu dari utara, sama seperti terhadap tanaman dari bagian selatan, dan sebaliknya,

Karban dan timnya dapat mengukur dan memastikan hal ini dengan menggunakan potongan sagebrush utara dan selatan di lokasi utara dan selatan, untuk memastikan bahwa dialeknya yang berbeda dan bukan pembicaraannya.

3. Tanaman dapat menghubungkan suara dengan makanan

Kemana arah makanan?

Di abad ke-19, ilmuwan Rusia Ivan Pavlov menemukan bahwa anjingnya dapat menghubungkan suara lonceng dengan kedatangan makanan.

Dia akan membunyikan lonceng sebelum memberikan makanan dan binatang kemudian akan mendatangi dengan air liur saat mendengarnya, sebelum makanan diberikan.

Baru-baru ini, Dr Monica Gagliano dari University of Western Australia, melakukan hal yang sama - tetapi pada bibit kacang.

"Makanan" yang Dr Gagliano pergunakan adalah cahaya biru dan sebagai pengganti lonceng, suara kipas angin. Apakah kacang dapat menghubungkan suara dengan kedatangan makanan?

Dia membuat sebuah labirin sederhana berbentuk huruf Y dan menanam bibit di dasarnya: pemikirannya adalah bahwa tanaman dapat tumbuh pada batang huruf dan kemudian pada bagian yang membelah dua, tanaman akan memilih bagian menuju makanan.

Selama percobaan, satu jam sebelum cahaya biru (makanan) akan bersinar, tanaman dapat mendengar suara kipas angin.

"Tugas yang saya berikan adalah pemilihan: sementara bibit tumbuh dan tiba di bagian dimana huruf bercabang dua, tanaman harus memutuskan akan ke kiri atau ke kanan. "


Insting alamiah tanaman adalah selalu mengikuti cahaya.

Cahaya biru tidak selalu datang dari bagian yang sama huruf Y, tetapi selalu didahului dengan kipas angin - dan tanaman belajar untuk hidup dengan mengikutinya.

Tetapi apa yang terjadi setelah beberapa kali pelatihan, sementara kipas angin dan cahaya datang dari arah yang berbeda?

Tanaman tidak mengikuti insting alami untuk mengikuti cahaya dan malahan tumbuh ke arah kipas angin: seperti anjing Pavlov, tanaman ini belajar menghubungkan suara kipas angin dengan makanan.

"Pucuk kacang membayangkan makanan sebelum muncul, karena menghubungkannya dengan kipas angin," kata Dr Gagliano.

Tanaman belajar menghubungkan, mengingat dan bertindak berdasarkan hal itu - tetapi ada pertanyaan akhir yang masih perlu dijawab.

"Siapa yang membayangkan? Siapa yang berpikir? Siapa yang melakukan perhitungan dan siapa yang memilih?" tanya Dr Gagliano.

4. Tanaman dapat memainkan 'bisikan Cina' dan mengingat pesannya



Tanaman dapat berkomunikasi melalui cairan yang dikeluarkan melalui akar, disamping bau yang dikeluarkan lewat daun.

"Ini seperti permainan bisikan Cina," kata Prof Ariel Novoplansky, dari Ben-Gurion University, Negev, Israel, ketika satu baris anak-anak berpegangan tangan dan "anak pertama membisikkan sesuatu ke telinga tetangganya, dan pesan terus disampaikan ke anak berikutnya, sampai akhirnya mencapai ujung barisan."

Apakah ini akan bekerja dengan cara yang sama pada tanaman laboratorium? Misalnya sebuah tanaman bermasalah karena kekurangan air, apakah pesan yang disampaikan, "Hati-hati, kekeringan akan datang!"?

Prof Novoplansky menaruh spesimennya di pot, semuanya sebaris, memastikan setiap tanaman hanya memiliki dua akar: satu buah di potnya dan yang lainnya di pot tanaman tetangga - sama seperti anak-anak berpegangan tangan.

Ini menciptakan rantai tanaman yang tidak terputus, terkait lewat akar, sampai lima tanaman panjangnya.

Kesimpulannya menarik: ketika tanaman berbagi akar, mereka akan menyampaikan pesan dari akar pertama tanaman pertama sampai ke tanaman terakhir di barisan.


Tananam di pot kemungkinan terisolasi, tetapi apa yang terjadi jika berbagi akar?

Untuk percobaannya, Prof Novoplansky memaparkan akar pertama tanaman pertama kepada kekeringan - tetapi dia masih menyirami tanaman lainnya.

Meskipun demikian ilmuwan dapat mengukur pesan tentang kekeringan yang disampaikan berantai, karena tanaman di akhir barisan menutup pori-pori daun untuk mengurangi kekurangan air, sama seperti yang dilakukan tanaman kehausan.

"Kami bisa memperlihatkan, untuk pertama kalinya, bahwa informasi ini tidak hanya disampaikan ke tetangga sebelah, tetapi pesan dapat disampaikan berantai, seperti efek domino, ke semakin banyak tetangga," kata Prof Novoplansky.

5. Tanaman dapat memberi makan kerabatnya



Pohon dapat berbagi nutrien, tetapi mereka memilih untuk berbagi dengan kerabatnya, bukan kepada pohon yang tidak mempunyai hubungan keluarga.

Di bagian manapun hutan, pohon saling berhubungan lewat jaringan jamur bawah tanah - jamur mengaitkan akar pohon dalam sistem simbiotik bernama mycorrhiza.

Ini juga dinamakan "wood wide web" oleh Prof Suzanne Simard, perintis hal ini dan dia telah mengamati bagaimana pohon menyampaikan baik informasi maupun nutrien ke yang lainnya lewat mycorrhiza.

Tambahan lagi, mereka dapat membedakan pohon anggota keluarga dan bukan kerabat, dan sebagai contohnya, mengirimkan lebih banyak karbon ke kerabatnya bukan ke pihak asing.

Menurut Prof Simard, pohon memang lebih ingin berbagi dengan keluarga - dan yang mengambil keputusan adalah pohon, bukannya jamur.

Dr Brian Pickles, dari University of Reading, bekerja sama dengan Prof Simard menguji teori pada biji pohon: dia menaruhnya bersama-sama di pot, biji bersaudara maupun yang tidak berhubungan keluarga di laboratorium, tidak pada tanah hutan yang kaya jamur.

Dan memang ternyata dia menemukan para saudara lebih banyak berbagi dengan masing-masing mereka dibandingkan dengan pihak asing.

Perbedaannya kecil, tetapi cukup membuat sebuah bibit yang sekarat menjadi dapat bertahan hidup.

6. Tanaman memiliki lebih banyak indera daripada kita



Tanaman tidak memiliki otak, tetapi tanpa otakpun - bahkan tanpa neuron - mereka dapat melakukan banyak hal yang manusia hanya bisa kerjakan dengan menggunakan otak dan organ indera lainnya.

Tanpa mata, tanaman dapat mengetahui banyak informasi tentang cahaya: tanpa hidung, mereka dapat mengetahui informasi kimiawi seperti bau: tanpa telinga mereka dapat memahami getaran suara.

Ilmuwan sudah membuktikan tanaman sangat memahami apa yang terjadi di sekitarnya dan mereka dapat juga dapat merasakan sentuhan dan rasa - sebagai contoh mereka dapat mengidentifikasi pemangsa tanaman memakan daunnya dari rasa air liur herbivora tersebut.

Selain itu, penelitian baru memperlihatkan tanaman dapat memahami isyarat listrik, suhu, kekuatan elektromagnetik, logam kuat, patogen, gravitasi dan lainnya.

Jadi apakah kita harus menggunakan kata "kecerdasan" ketika membicarakan tanaman?

"Memang sudah seharusnya!" kata Prof Novoplansky, "Saya tidak melihat masalah jika kita melakukan ini."

Dan bagaimana dengan pandangan bahwa tanaman memiliki lima indera seperti manusia?

"Mereka memiliki lebih dari hanya lima indera," kata Prof. Rick Karban.



BBC, TED, NatGeo
 
Next Post Previous Post